MEMBANGUN MENTAL SPIRITUAL ACCOUNT
OFFICER
Oleh
: Wangsit Supeno
Profesi
sebagai Account Officer di bank adalah sebuah bidang pekerjaan yang sangat
menantang. Terlebih Account Officer di BPR, sangat diperlukan dan menjadi garda
depan bagi meningkatnya aset BPR. Agar menjadi Account Officer yang andal di
BPR, paling tidak ada tiga keterampilan yang harus dimiliki, yaitu keterampilan
menjual, keterampilan menganalisis proses kredit dan keterampilan dalam
melakukan penagihan. Sebenarnya masih ada lagi keterampilan yang harus
dimiliki, yaitu melakukan keterampilan pelayanan, negosiasi, pembinaan dan
pemahaman aspek hukum kredit. Pertanyaannya, apakah Account Officer BPR Anda
telah dibekali ilmu tersebut?
Keterampilan itu menjadi modal dasar untuk bisa melaksanakan tugas
secara teknis sehingga akan mendukung kelancaran pekerjaan. Sayangnya, seluruh
keterampilan kerja atau yang lebih dikenal dengan kompetensi teknis seperti
yang telah saya sebutkan di atas, jika diibaratkan dengan teori gunung es (iceberg), maka semua keterampilan yang dimiliki
seorang Account Officer hanya berperan 10% - 20% saja dalam menjamin
terciptanya kualitas hasil kerja yang terbaik, dalam hal ini menghasilkan
kredit yang sehat. Jadi keterampilan teknis dalam bekerja yang dimiliki seorang
Account Officer baik dari pengalaman kerjanya saja yang sudah lama sekalipun
tidak menjamin akan memberikan kinerja yang baik. Masih ada faktor terbesar
lainnya yang dapat menjadikan Account Officer berhasil dalam melakukan
pekerjaan termasuk dalam karir dan kehidupannya.
Jika
BPR hanya mengembangkan keterampilan Account Officer-nya sebatas agar dapat
memiliki kemampuan keterampilan teknis dalam bekerja, maka tidaklah heran jika lambat
laun BPR akan menghadapi masalah dengan meningkatnya rasio kredit bermasalah
atau Non Performing Loan (NPL) dan
bahkan terancam kondisinya tidak sehat, sekalipun Account Officer di BPR
tersebut rata-rata karyawan senior, bahkan masa kerjanya sudah puluhan tahun dan
selalu diikutkan training. Mengapa ini bisa terjadi? Hal ini bisa terjadi
karena perusahaan hanya mengandalkan pada pengembangan keterampilan teknis untuk
melakukan kerja rutin sebagai Account Officer saja, tetapi bagian yang terpenting lainnya yang
seharusnya juga dikembangkan dan dimaksimalkan potensinya tidak diperhatikan,
bahkan cenderung diabaikan. Apakah bagian terpenting itu?
Bagian
terpenting itu ada dalam alam bawah sadar Account Officer atau SDM kredit BPR yang
bersangkutan. Para ahli di bidang mind
technology menyatakan bahwa Alam bawah sadar memiliki peran yang besar antara
80% -90% dalam membentuk mental, ucapan, tindakan seseorang dan akhirnya
menentukan hasil kerja (performance).
Bagian itu sudah ada sejak dalam kandungan dan dibentuk oleh lingkungan
keluarga, pendidikan juga pengalaman hidupnya. Jika kualitas mental ini terjaga
dengan baik, maka budaya kerja yang dibangun oleh perusahaan akan dilaksanakan
secara baik mengiringi keterampilan teknis yang telah dimiliki, bukan hanya
membangun semangat dan optimis melainkan juga menumbuhkan perasaan positif yang
memicu lahirnya pola pikir dan pola kerja yang benar. Sayangnya, menumbuhkan
perasaan positif saja belum cukup masih ada satu pembinaan mental yang sangat
penting dalam menciptakan Account Officer yang bukan hanya andal dalam bekerja
tetapi juga membangun jiwa yang bersih, sehingga lahirlah mental spiritual yang
memandang pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari ibadah, sehingga tindak
tanduknya selalu bernilai ahlak, sopan, ramah, jujur, tanggung jawab, adil,
kerjasama dan memiliki kepedulian terhadap rekan kerja dan perusahaan.
Dalam
setiap pelatihan Pengembangan Account Officer saya kerap mengingatkan kepada
para Account Officer, bahwa bekerja itu bukan hanya mendapatkan uang saja. Saya
ingin ilustrasikan sebuah cerita. Di suatu hari ada seorang tua yang dikenal bijaksana
sedang berjalan menuju suatu tempat di mana ada seorang tukang batu yang sedang
mengerjakan sebuah bangunan. Orang tua tersebut menghampiri situkang batu dan bertanya,”Selamat
siang bapak, maaf saya ingin bertanya apa yang sedang bapak kerjakan?” Orang
yang ditanya kemudian menjawab, “Saya sedang menjadi tukang batu pak, ini
pekerjaan rutin saya menyusun batu untuk membangun rumah atau bangunan apa
saja.” Mendengar jawaban tukang batu tersebut, Pak tua yang bijak itu mengangguk-anggukan
kepalanya. Pak tua merasa belum puas dengan jawaban si tukang batu. Ia ingin
menemukan jawaban lainnya dari orang yang berbeda. Lalu iapun kembali
menelusuri jalan, dan tak lama kemudian ia kembali menemukan seseorang tukang
batu yang sedang bekerja. Pak tua menghampiri tukang batu itu, dan mengajukan
pertanyaan yang sama seperti pada tukang batu pertama. Kali ini tukang batu
yang kedua menjawab, “Yah, namanya cari kerja susah pak, walaupun terpaksa dan
capek saya kerjakan saja daripada nganggur.” Mendengar jawaban tukang batu kedua Pak Tua
kembali merasa kurang puas.
Selanjutnya ia kembali berjalan menelusuri daerah
yang memungkinkan ia menemukan ada tukang batu bekerja. Sampailah ia disebuh
perumahan, dan tidak jauh dari pinggir jalan, nampak di situ ada seorang pria
yang sedang bekerja menyelesaikan
penyusunan batu untuk bagian dinding sebuah rumah. Pak tua berjalan menghampiri
si tukang batu ketiga, dan kembali mengajukan pertanyaan yang sama seperti
kepada tukang batu pertama dan kedua. Kali ini ia mendapatkan sebuah jawaban
yang sangat berbeda dengan dua tukang batu sebelumnya. Tukang batu yang ketiga
ini menjawab,”Saya sangat senang melakukan pekerjaan ini. Pekerjaan ini sudah
saya tekuni beberapa tahun terakhir. Selain bisa untuk menafkahi keluarga ada
perasaan bahagia ketika pekerjaan ini selesai dan memandang bangunan hasil
pekerjaan saya itu. Saya serasa membangun sebuah istana megah. Saya
sungguh-sungguh mengerjakannya agar sipemilik rumah senang ketika menempati
rumah ini.” Pak tua tertegun dan ia kini merasa puas mendapat jawaban dari
situkang batu ketiga.
Para
pembaca, dan semoga para Account Officer membaca tulisan saya ini. Menurut Anda
mana dari ketiga tukang batu yang kerjanya paling baik dan memiliki nilai
tambah selain upah yang diterima? Bagus, tukang batu yang ketiga. Mengapa?
sebab tukang batu ketiga memiliki mental spiritual dalam bekerjanya. Ia mencoba
memberi arti dari apa yang dikerjakannya yaitu bernilai ibadah yaitu mencari
nafkah untuk keluarga, iklas terkandung dari kesungguhan dalam bekerja, syukur
terkandung dari rasa bahagia saat bekerja dan syukur membuat orang lain bahagia
setelah nanti menempati rumah hasil kerjanya.
Bagaimana
dengan Anda sebagai Account Officer? Apa yang Anda kerjakan? Jika Anda menjawab, “saya bekerja sesuai tugas dan
tanggung jawab yang diminta perusahaan,” itu sudah bagus. Tetapi alangkah
bagusnya kalau Anda bekerja juga untuk Tuhan. Wahai para Account Officer, pekerjaan
Anda itu sangat mulia. Coba renungkan, setiap orang yang datang menemui Anda
itu dalam kondisi punya masalah bukan? Yaitu kekurang dana, dan ia membutuhkan
Anda mengatasi masalahnya. Itu artinya selain memang pekerjaan yang wajib Anda
lakukan sesuai tugas dan wewenang ada nilai ibadahnya lho. Anda sudah membantu
orang yang dalam kesusahan, lalu Anda memproses sesuai aturan, dan kreditpun
disetujui. Coba perhatikan wajah sinasabah. Ia pasti senang betul atau benar?
Itu tandanya Anda telah membuat orang bahagia. Dan Anda harus bersyukur. Nah
kalau Anda bersyukur maka Anda akan dipermudah dalam bekerja dan malaikat
mencatat pahala yang atas sikap Anda dalam membantu kesulitan orang. Jika si
Nasabah usahanya semakin berkembang, maka saya yakin karena ada peran Anda di
dalamnya.
Jadi, menjadi Account Officer itu adalah juga pekerjaan yang
menyenangkan dan bernilai sisi kebaikan membantu banyak orang. Artinya kalau
Anda sudah tahu itu, maka bekerjalah dengan mental spiritual, bahwa apa yang
Anda kerjakan Tuhan melihat sehingga Anda bisa berperilaku jujur, integritas,
sabar, dan mampu melayani sepenuh hati karena Tuhan senang pada orang yang baik
dalam mensyukuri pekerjaan yang telah diamanahkan pada Anda. Inilah modal dasar
bagi lahirnya kinerja kredit yang sehat, sehingga visi dan misi perusahaan bisa
direalisasikan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya pada pemangku
kepentingan di perusahaan tersebut.
Semoga
tulisan ini bisa membuka hati para Account Officer. Semoga bermanfaat dan salam
sukses.